Jepang dan Indonesia, sama-sama negara yang pernah dijajah oleh bangsa lain. Ketika Indonesia merdeka, yaitu pada 1945, Jepang malah dibombardir habis-habisan oleh sekutu. Hal tersebut ditandai dengan hancur leburnya kota Nagasaki dan Hirosima.
Secara logika, Jepang dan Indonesia bisa bertumbuh kembang bersama dan maju bersama, karena kedua negara tersebut sama-sama merintis dari nol. Namun, kenyataannya Jepang lebih jauh berlari meninggalkan Indonesia.
Kalau sudah begini, siapa yang patut disalahkan? Apa SDM Indonesia lebih rendah dibandingkan di Jepang? Untuk hal tersebut, saya sama sekali tidak sepakat. SDM Indonesia sama bagusnya dengan SDM di Jepang, kalau tidak, mana mungkin terdapat banyak profesor yang sebagian di antaranya lulusan universitas bergengsi dari luar negeri.
Lalu, di mana letak kekurangan Indonesia? Mari kita kaji bersama dan kita bandingkan sistem pendidikan di kedua negara tersebut, antara Jepang dan Indonesia. Mengapa sistem pendidikan yang dibandingkan? Karena sistem pendidikan adalah ujung tombak kemajuan suatu negara.
Logikanya, bila di suatu negara tersebut terdapat banyak orang cerdas yang tak hanya pintar, maka negara tersebut akan maju, begitu pula sebaliknya.
Sistem Pendidikan Jepang dan Indonesia
Setelah Hirosima dan Nagasaki dibombardir habis-habisan oleh sekutu, pemerintah Jepang tentunya membangun negara tersebut dari nol. Nyatanya, bak macan tutul yang sigap, Jepang mampu berlari kencang dan menjadi juara. Hal tersebut tak lepas dari sistem pendidikan Jepang yang bagus.
Di Jepang, pendidikan adalah hal yang sangat diperhatikan. Seperti yang sudah dituliskan di atas, bahwa pendidikan menjadi ujung tombak sebuah kemajuan suatu negara. Dan terbukti, hal tersebut sangat dipahami oleh pemerintah Jepang.
Berbagai macam fasilitas diberikan untuk menunjang pendidikan yang berkualitas. Dan hal tersebut diberikan secara gratis. Bagi anak yang tidak mampu, akan ada bantuan khusus. Sehingga tak ada alasan bagi para pemuda-pemudi di Jepang untuk tidak belajar. Mereka semua bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.
Bagaimana di Indonesia? Rupanya pendidikan belum menjadi prioritas penting di Indonesia. Sepertinya, hanya kelompok minoritas saja yang peduli. Selebihnya, cenderung kapitalis. Bukan bermaksud menghina bangsa sendiri, namun kenyataan di lapangan memang seperti itu.
Coba saja lihat pendidikan di kota besar dan di desa. Terdapat jurang pemisah yang begitu dalam. Di kota, pendidikan bisa dinikmati dengan mudah dengan beragam fasilitas, namun di desa apalagi pelosok, betapa seringnya kita melihat banyak sekali sekolah hancur dan buku-buku yang tidak lengkap. Sungguh ironi.
Di Indonesia memang ada sekolah gratis, namun coba tengok. Bagaimana kualitasnya? Apakah sama dengan sekolah yang SPP-nya mahal? Bisa kita bandingkan, semakin mahal SPP di suatu sekolah maka kualitasnya semakin bagus, begitu pula sebaliknya.
Sehingga terciptalah sebuah opini bahwa yang berhak dan bisa menikmati pendidikan bagus hanyalah orang-orang kaya semata. Itulah bukti konkret bahwa di Indonesia pendidikan masih belum diperhatikan.
Oleh sebab itu, bila Indonesia ingin maju seperti negara Jepang, sistem pendidikannya juga harus meniru sistem pendidikan Jepang, dalam hal kualitas dan ketidakberpihakan pendidikan terhadap kaum kaya semata.
Secara logika, Jepang dan Indonesia bisa bertumbuh kembang bersama dan maju bersama, karena kedua negara tersebut sama-sama merintis dari nol. Namun, kenyataannya Jepang lebih jauh berlari meninggalkan Indonesia.
Kalau sudah begini, siapa yang patut disalahkan? Apa SDM Indonesia lebih rendah dibandingkan di Jepang? Untuk hal tersebut, saya sama sekali tidak sepakat. SDM Indonesia sama bagusnya dengan SDM di Jepang, kalau tidak, mana mungkin terdapat banyak profesor yang sebagian di antaranya lulusan universitas bergengsi dari luar negeri.
Lalu, di mana letak kekurangan Indonesia? Mari kita kaji bersama dan kita bandingkan sistem pendidikan di kedua negara tersebut, antara Jepang dan Indonesia. Mengapa sistem pendidikan yang dibandingkan? Karena sistem pendidikan adalah ujung tombak kemajuan suatu negara.
Logikanya, bila di suatu negara tersebut terdapat banyak orang cerdas yang tak hanya pintar, maka negara tersebut akan maju, begitu pula sebaliknya.
Sistem Pendidikan Jepang dan Indonesia
Setelah Hirosima dan Nagasaki dibombardir habis-habisan oleh sekutu, pemerintah Jepang tentunya membangun negara tersebut dari nol. Nyatanya, bak macan tutul yang sigap, Jepang mampu berlari kencang dan menjadi juara. Hal tersebut tak lepas dari sistem pendidikan Jepang yang bagus.
Di Jepang, pendidikan adalah hal yang sangat diperhatikan. Seperti yang sudah dituliskan di atas, bahwa pendidikan menjadi ujung tombak sebuah kemajuan suatu negara. Dan terbukti, hal tersebut sangat dipahami oleh pemerintah Jepang.
Berbagai macam fasilitas diberikan untuk menunjang pendidikan yang berkualitas. Dan hal tersebut diberikan secara gratis. Bagi anak yang tidak mampu, akan ada bantuan khusus. Sehingga tak ada alasan bagi para pemuda-pemudi di Jepang untuk tidak belajar. Mereka semua bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.
Bagaimana di Indonesia? Rupanya pendidikan belum menjadi prioritas penting di Indonesia. Sepertinya, hanya kelompok minoritas saja yang peduli. Selebihnya, cenderung kapitalis. Bukan bermaksud menghina bangsa sendiri, namun kenyataan di lapangan memang seperti itu.
Coba saja lihat pendidikan di kota besar dan di desa. Terdapat jurang pemisah yang begitu dalam. Di kota, pendidikan bisa dinikmati dengan mudah dengan beragam fasilitas, namun di desa apalagi pelosok, betapa seringnya kita melihat banyak sekali sekolah hancur dan buku-buku yang tidak lengkap. Sungguh ironi.
Di Indonesia memang ada sekolah gratis, namun coba tengok. Bagaimana kualitasnya? Apakah sama dengan sekolah yang SPP-nya mahal? Bisa kita bandingkan, semakin mahal SPP di suatu sekolah maka kualitasnya semakin bagus, begitu pula sebaliknya.
Sehingga terciptalah sebuah opini bahwa yang berhak dan bisa menikmati pendidikan bagus hanyalah orang-orang kaya semata. Itulah bukti konkret bahwa di Indonesia pendidikan masih belum diperhatikan.
Oleh sebab itu, bila Indonesia ingin maju seperti negara Jepang, sistem pendidikannya juga harus meniru sistem pendidikan Jepang, dalam hal kualitas dan ketidakberpihakan pendidikan terhadap kaum kaya semata.
0 komentar:
Posting Komentar